Rabu, 18 Mei 2011

Manusia Dan Pandangan Hidup


Kata pengantar
Assalamu’alaikum wr.wb.
            Segala puji bagi allah swt. Yang telah member kita banyak nikmat dari mulai hal  yang terkecil sampai yang terbesar, dan atas ijin nya pula kami dapat memnyusun makalh ini.
            Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad saw. Yang telah membawa agama islam, sehingga dengan syari’at nya kita dapat beribadah pada allah.
            Kami  ucapkan banyak terima kasih pada bapak zulfi mubarok yang telah memberikan tugas, sehingga sedikit kami paham mengenai hubungan manusia dan pandangan hidup.
             Akhirnya kami ucapkan minta ma’af apabila terdapat kesalahan didalam makalah yang kami susun ini, dan kami mohon kritik dan sarannya demi kesempurnaan penyusunan makalah yang selan jutnya.
Wassalamu’alaikum wr. Wb.


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I  PENDAHULUAN
1.      Latar belakang
2.      Tujuan pembahasan
3.      Rumusan masalah
BAB II  POKOK PEMBAHASAN
1.      Pengertian manusia dan pandanagan hidup
2.      Konsep pandangan hidup
3.      Unsur-unsur pandangan hidup
BAB III  ANALISIS DAN DISKUSI
BAB IV  KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN
a.      Latar Belakang
Segala puji hanya bagi Allah SWT tuhan semesta alam. Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit yang kemudian tumbuhlah berbagai macam tumbuh-tumbuhan tang dengannya manusia bisa memanfaatkannya. Dia jugalah yang telah memberikan berbagai macam nikmat yang sangat banyak sejak kita lahir hingga dewasa kini. Sholawat dan salam semoga tetap telimpah kepada junjungan kita Nabi kita Nabi Muhammad yang telah membawa ajaran islam yang pada akhirnya akn menyelamatkan kita dari segala macam mara bahaya.
Dalam kesempatan kali ini kami penulis mengangkat tema ” Manusia dan pandangan hidup ” yang mana tema ini merupakan kelanjutan dari pembahasan-pembahasan sebelumnya dalam mahta kuliah Ilmu Budaya Dasar. Makalah ini ditulis oleh saudara Ja’far Shiddiq dan Uhan Noor Ayyubi yaitu Mahasiswa Pendidikan Agama Islam semester 2 untuk memenuhi tugas pembuatan makalah padfa mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.
Tema yang kami angkat kali ini amatlah penting untuk di bahas lebih lanjut guna kelanjutan pemahaman kita dalam Ilmu Budaya dasar ini. Yang mana Sebagai suatu didiplim ilmu yang berhubungan langsung dengan individu-individu yang menjadi substansi utama sebagai dasr pembentukan suatu budaya apakah Ilmu budaya dasr mampu untuk membangun pandangan hidup seseorang ke arah yang lebih baik yakni dengan hadirnya pandangan hidup yang jelas pada diri seseorang. Lalu apakah pandangan hidup itu sendiri dapat mempengaruhi jalannya kehidupan seseorang? Dan bagaimana seseorang yang hidup tanpa memiliki pandangan hidup?.

b.      Rumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud pandangan hidup itu?
b.      Bagaimana pandangan hidup itu dibentuk?
c.       Bagaimana hubungan antara manusia dan pandangan hidup?
c.       Tujuan Pembahasan
a.       Untuk memahami hubungan manusia dengan pandangan hidup.
b.      Untuk memberikan suatu persepsi akan pentingnya pandangan hidup.
c.       Untuk memberikan dorongan bagi mereka yang lemah akan pandangan hidupnya.




BAB II  PEMBAHASAN
Manusia dan pandangan hidup
2.1.  Pengertian Manusia Dan Pandanagan Hidup
Menurut kamus bahasa Indonesia bahwa “manusia” diartikan sebagai makhluk yang berakal budi atau insan,[1] beda dengan hewan yang tak mempunyai akal, jadi secara tidak langsung kita dituntut untuk berpikir, Allah berfirman yang artinya : ” demikian lah allah menerangkan ayat-ayat nya kepadamu supata kamu berfikir” (QS. Al-Baqarah:219). dan yang dimaksud  pandangan hidup menurut Prof. Abdul Kadir Mohammad, S.H. didalam bukunya yang berjudul Ilmu Sosial Budaya Dasar adalah  hasil pemikiran dan pengalaman yang berupa nilai-nilai kehidupan yang memberikan manfaat, sehingga dijadikan pegangan, pedoman, pengarahan, atau petunjuk hidup. Pandangan hidup tidak timbul dalam waktu singkat, tetapi melalui proses pengalaman yang terus menerus dan lama, sehingga nilai-nilai kehidupan tersebut sudah teruji dalam penerapannya. Hasil pengujian itu dapat diterima oleh akal dan diakui kebenarannya. Atas dasar ini, anggota masyarakat menerima hasil pemikiran yang berupa nilai-nilai kehidupan itu sebagai pegangan, pedoman, pengarahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.[2]
Sedangkan menurut Drs. Supartono W., M.M. didalam bukunya “ilmu budaya dasar” bahwa “pandangan hidup” adalah bagimana manusia memandang atau bagaimana manusia memiliki konsepsi tentang kehidupan. Akibat dari pandangan hidup yang tentu berbeda beda, timbullah pandangan hidup yang secara umum yang dapat dikelompok-kelompokan yang disebut aliran atau paham. Misalnya bahwa manusia sebaiknya mengutamakan diri sendiri yang menimbulkan paham kapitalisme dan manusia yang sebaiknya mengutamakan kepentingan umum atau masyarakat yang menimbulkan paham sosialaisme.
            Berdasarkan nilai hidupnya Eduard Spranger membagi manusia atas enam tipe, yaitu manusia ekonomi, politik, social, pengetahuan, seni dan agama. Dengan klasifikasi tersebut yang dimaksud dengan manusia ekonomi adalah orang yang suka bekerja, suka mengumpulkan harta, bersifat agak kikir, dan perhitungan. Dari sifat-sifat akan lahir manusia yang disebut homoekonomikus, yang mendasarkan kehidupannya terutama atas kepentingan ekonomi. Dalam abad XX, terdapat dua aliran besar dalam pemikiran atau pandangan ekonomi, yaitu kapitalisme dan sosialisme. Paham kapitalisme banyak berkembang di negara-negara barat, mereka berpandangan bahwa kapitalisme adalah seorang individu yang berusaha untuk dirinya sendiri dengan modal yang dimiliki guna mengembangkan dirinnya sendiri. Sedangkan paham sosialisme  umumnya berkembang di negara-negara timur , paham ini bertolak belakang dengan paham kapiitalisme. Di dalam sosialisme dinyatakan bahwa mengutamakan kepentingan umum lebih di prioritaskan daripada mengutamakan kepentingan pribadi. Demikian contoh pandangan di tunjau dari segi ekonomi, masih banyak pandangan kain selain ekonomi seperti,2 politik, sosial, pengetahuan, seni dan agama. Pandangan hidup juga tidak terlepas dari masalah nilai dalam kehidupan manusia pada umumnya. Oleh karena itu, pandangan hidup yang sempurna yang merupakan wujud pertama kebudayaan yang tidak boleh dari terlepas dari nilai budaya. Dalam masalah manusia dan nilai budaya.
 Cluckhohn Dalam karyanya variations invalue orientation tahun 1961 mengemukakan tentang adanya lima masalah dasar manusia yaitu, manusia dan hidup, manusia dan sesama manusia, manusia dan karya. Dan dari ketiga masalah tersebut, juga dapat dikembangkan bagaimana manusia memandang kehidupan yang lain berdasarkan nilai-nilai budaya yang dianggapnya paling baik. Oleh karena itu dalam masalah dasar manusia dan waktu ada manusia yang mengutamakan waktu yang lampau, waktu sekarang, dan waktu yang akan datang. Panfangan manusia yang berkaitan dengan waktu. Wujudnya antara lain adalah cita-cita.[3]
2.2. Konsep Pandangan Hidup
            Setiap masyarakat mempunyai arah dan pandangan hidup yang menjadi arah dan penentu masa depan mereka. Dilihat dari segi pola kehidupan masyarakat, pandangan hidup digolongkan menjadi dua (konsep), yaitu paandangan hidup tradisional dan pandangan hidup modern.
A.    Pandangan hidup tradisional
Pandangan hidup tidak akan berfungsi secara wajar jika tidak digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Apabila manusia itu hidup bermasyarakat maka akan terjadi suatu proses interaksi yang teratur guna mewujudkan tradisi hidup bersama dan keteraturan tersebut harus di patuhi oleh setiap anggota masyarakat karna dianggap baik, benar, bermanfaat, dan menguntungkan semua pihak dalam mencapai tujuan hidup bersama, hal tersebut terjadi secara terus-menerus sehingga menjadi kebiasaan yang membudaya. Dalam pandangan Ilmu Sosial Budaya Dasar pandangan sosial ini disebut sistem nilai budaya. Karena berkembang secara turun menurun sesuai dengan tradisi masyarakat, maka sistem nilai budaya ini disebut juga pandangan hidup tradisional.
Pandangan hidup tradisional merupakan gambaran pola hidup berdasarkan berbagai macam norma kehudupan tradisional, seperti:
1.      Norma kehidupan keagamaan disebut pandangan hidup tradisional.
2.      Norma kehidupan kekeluargaan disebut pandangan hidup tradisional kekeluargaan.
3.      Norma kehidupan gotong royong disebut pandangan hidup tradisional gotong royong, dll.  
Jadi, pandangan hidup tradisional disandarkan kepada nilai-nilai tradisi yang berkembng secara turun-temuruna yang oleh masyarakat dianggap bermanfaat, sehingga dijadikan pedoman bagi hidup mereka.

B.     Pandangan hidup modern
Padangan hidup modern selalu dikaitkan dengan kehidupan modern yang berbasisi organisasi atau parpol. Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi pandang hidup itu disebut ideologi.apabila organisasi itu organisasi politik, pandangan hidupnya disebut ideologi politika. Apabila organisasi itu adalah negara, pandangan hidupnya disebut ideologi negara. Berbeda dengan pandangan hidup tradisional yang didasarkan atas keteraturan dan kesadaran, maka pandangan modern didasarakan atas kekuasaan yang intinya kekuatan dan paksaan (politic autority based on power and force).[4]
2.3. Unsur-unsur pandangan hidup
a. Cita-cita
menurut kamus umum bahasa indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan dan tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Keinginan, harapan maupun tujuan tersebut merupakan orientasi yang ingin diperoleh seseorang pada masa mendatang.
Dengan demikian , cita-cita mempunyai pandangan masa depan dan merupakan pandangan hidup masa datang. Cita-cita merupakan semacam garis linear yang makin lama makin tinggi, dengan kata lain cita-cita mer upakan keinginan, harapan, dan tujuan hidup manusia yang makin tinggi tingkatnya. Mereka yanga mengharapkan masa depan yang lebih baik, pada umumnya adalah golongan muda yang pada masa sekarang belum memiliki posisi yang baik, dan pada masa lampau tidak memiliki sama sekali. Dapat atau tidaknya seseorang mencapai apa yang dicita citakannya tergantung pada tiga faktor:
1.      Manusianya, yaitu yang memiliki cita-cita 
Untuk mencapai cita-cita, faktor yang paling menentukan adalah manusiannya itu sendiri, terutama kualitasnya, karena manusia tanpa dilengkapi kemampuan tidak akan pernah dapat nebcapai cita-citanya, dengan kata lain, manusia seperti ini hanya berkhayal saja.[5] Ada tiga kategori sifat manusia berhubungan dengan cita-cita. Keras, lunak dan lemah. Orang yang keras tidak akan berhenti melakukan sesuatu hal sampai cita-citanya itu terwujud. Orang yang berhati keras biasanya akan memperoleh hasil dengan gemilang dan sukses. Orang yang berhati lunak ia selalu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi dalam mencapai cita-citanya. Namun ia tetap berusaha untuk mewujudkannya, karena itu biar pun lambat tetapiia akan berhasil juga dalam mengejar cita-cita. Orang yang berhati lemah, mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi kesulitan ia cepat-cepat pindah haluan, berpendah haluan.
2.    Kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakannya
Pada dasarnya, ada dua kondisi yang dapat mempengaruhitercapainya      cita-cita, yaitu yang menguntungkan dan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan adalah faktor yang mamperlancar tercapainya suatu cita-cita, sedang faktor yang menghambat adalah kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita.
3.    Seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.
               Tingginya suatu cita-cita merupakan suatu hal yang harus dipegangi oleh seorang manusiayang ingin mencapai cita-citanya. Bung Karno pernah menganjurkan agar seseorang menggantungkan cita-citanya setinggi bintang dilangit. Namun, seseorang tidak menelan kata-kata itu begitu saja, banyak hal yang harus dipertanyakan sebelum menentukan seberapa tinggi cita-cita yang ingin dicapai. Bagaimanakah faktor manusianya?  Mampukah yang bersangkutan mencapainya?  Bagaimanakah faktor kondisinya, mungkinkah hal itu?  Apakah dapat merupakan pendorong ataukah penghalang?[6] 

b. kebajikan
Kebajikan atau kebaikan  pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu :
  1. Manusia sebagai pribadi, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia seringkali tidak mau mendengarkan.
  1. Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan.
  1. Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik dan buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau Kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum Tuhan atau Hukum agama.
Jadi, kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan Hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah-tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.[7]
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang terdiri dari tiga hal, yaitu pembawaan, lingkungan dan pengalaman.
Pembawaan, Keturunan telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan, karena pembawaan meru[akan hal yang diturunkanatau di pusakaidari orang tua. Uniknya dalam saudara sekandung tidak ada yang memiliki pembawaan yang sama, Hal itu dikarenakan sel-sel benih yang mengandung faktor-faktor penentu(determinan) di dalam tubuh ibu dan ayah berjumlah sangat banyak, dan pada saat konsepsi (percampuran sel-sel), benih itu saling berkombinasi dengan cara yang bermacam-macam.
Lingkungan, Lingkungan (environment) merupakan alam kedua yang membentuk tingkah laku seseorang (secondary nature) setelah seorang anak lahir. Lingkungan yang membentuk jiwa seseorang terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pengalaman, Pengalaman yang kha yang pernah diperoleh seseorang dapat menentukan tingkah laku seseorang. Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif, maupun pengalaman manis yang sifaynya positif dapat memberi manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan.
Dalam praktiknya, dari ketiga faktor di atas timbul pertanyaan, manakah yang paling dominan untuk mempengaruhi seseorang? Sulit diberikan jawaban karena ketiga-tiganya terjalin sangat erat. Di samping itu, ketiga faktor tersebut mempunyai kekuatan yang berbeda  dalam membentuk pribadi seseorang. Diibaratkan, semua gelas di meja diisi minuman kopi, tetapi rasanya di antara yang satu denganyang lain berbeda. Hal itu salah satunya disebabkan oleh kualitas kopinya. Yang berbeda. Jelaslah kiranya, mengapa terjadi perbedaan kepribadian seseorang dari yang lain. Salah satu sebab adalah karena kualitasnya yang berbeda-beda. Tingkah laku itu sendiri sesungguhnya juga akan memperlihatkan pandangan hidup seseorang yang memang berbeda satu dari yang lain.[8]
c.       Sikap hidup
Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap positif ataukah negative. Apakah kita mempunyai sikap optimis atau pesimis? Apakah kita mempunyai sikap apatis?
      Sikap itu ada di hati kita dan hanya kitalah yang tau. Orang lain hanya baru tahu setelah kita bertindak. Sebagai contoh: si A datang ke si B. Amarah marah karena perlakuan Si B yang tidak dapat diterima oleh si B. Sekarang bagaimana sikap si B ini?, apakah B menghadapi A dengan sikap tak bersahabat? Ataukah sebaliknya, yaitu dengan sikap yang ramah?, itu semua bergantung pada sikap si B.
      Sikap itu penting, setiap manusia mempunyai sikap-sikap dan sudah tentu setiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai dengan kemauan yang membentunya. Pembentukan sikap ini terjadi melalui pendidikan. Seperti hal nya seorang militer yang bersikap tegas, berdisiplin tinggi, sikap kesatria, karena dalam kemiliteran ia dididik kearah sikap itu.    
      Sikap juga dapat berubah karena situasi, kondisi, dan lingkungan seperti hal nya  janda muda dan cantik, semula sikapnya ramah terhadap siapapun, tetapi setelah ibu-ibu menaruh curiga dan memfonisnya sebagai tukang menggoda suami orang, maka sikap nya menjadi pendiam dan apatis terhadap ibu-ibu (kabut sutra ungu).
Dalam menghadapi kehidupan, yang berarti manusia menghadapi manusia lain atau menghadapi kelompok manusia, ada beberapa sikap etis dan sikap non etis. Sikap etis ini disebut juga sikap positip, sedangkan sikap non etis disebut sikap negatif, ada tujuh sikap etis yaitu: sikap lincah, sikap tenang, sikap halus, sikap berani, sikap arif, rendah hati, dan sikap bangga. Adapun sikap non etis adalah sikap kaku, sikap gugup, sikap kasar, sikap takut, sikap angkuh, dan sikap rendah diri, sikap-sikap itu harus dijauhkan dari diri pribadi-pribadi, karena sangat merugikan baik bagi pribadi masing-masing maupun bagi kemajuan bangsa. Selain dari itu da sikap dalam menghadapi keluarga, saudar tua/muda.[9]
Sikap, disebut juga dengan etika, ketika kita berbicara mengenai sikap hidup, maka secara otomatis kita juga membicarakan etika hidup. Drs. Ach. Charis Zubair (1982:21) dalam bukunya kuliah   etika menyebutkan bahwa noma yang berlaku umum ada tiga, yaitu sopan santun, hukum dan moral. Norma sopan santun hanya berlaku berdasarkan suatu kebiasaan. Norma ini terbentuk menurut pendapat kebanyakan orang, sehingga dapat diubah menurut kebutuhan.
            Norma hukum dalam prakteknya dapat dikatakan sebagai hukum itu sendiri, dan berlaku imasyarakat modern, antara lain hukum perdata dan pidana yang masing-masing memiliki sangsi. Seseorang yang melakukan pelanggaran terhadap hukum akan dikenakan sangsi.
Sedangkan yang disebut norma moral adalah nilai nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan moral dan atau kesusilaan. Suatu hal yang paling peka dalam hubungannya dengan moral adalah hubungan seksual. Dalam ikatan pernikahan hubungan seksual antara suami dan istri itu sah adanya sehingga anak yang dihasilkan merupakan anak yang sah semua itu telah diatur dalam hukum, bisa hukum civil, bisa juga hukum agama. Tidak demikian deengan hubungan seksual diluar nikah. Dalam masyarakat tradisional, hubungan ini sangat dilarang oleh agama, khususnya islam, hal ini merupakan dosa besar sehingga pelakunya harus dijatuhi hukuman yang keras. Mereka yang melakukan dapat dipaksa untuk melakukan perkawinan yang sah (kawin hansip) atau rajam.[10]
      Usaha atau perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia yang ingin sejahtera dalam srtian harus bekerja keras sebagaian besar waktu  hidup manusia digunakan usaha atau perjuangan atau bekerja. Tanpa usaha atau oerjuangan hidup manusia tidak akan sempurna dalam arti yang manusiawi. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, dia harus bekerja keras. Apabila manusia ingin menjadi ilmuwan,  dia harus sekolah dan belajar rajin atau tekun serta memenuhi seluruh persyaratab dan ketentuan akademik.
Kerja keras dapat dilakukan dengan otak atau ilmu maupun dengan tenaga atau jasmani. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak atau ilmunya daripada dengan jasmaninya, sebaliknya para buruh, seperti petani lebih banyak menggunakan jasmani daripada otaknya. Para tukang dan para ahli teknisi lebih banyak menggunakan ke dua-duanya daripada salah satunya.Para politisi lebih banyak kerja otajk daripada jasmani. Sebaliknya para prajurit lebih banyak kerja jasmani daripada kerja otak.[11]
Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya, pemalas membuat manusia itu miskin serta melarat dan in i berarti menjatuhkan nama dan martabat diri sendiri.

d.      Keyakinan atau kepercayaan
Keyakinan atau kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan tuhan. Untuk dapat mengetahui hal ini dapat kita ikuti uraian Prof. Dr. Harun Nasution (1981) mengenai aliran-aliran filsafat. Yaitu aliran naturalism, intelektualisme, dan aliran gabungan.
1.      Aliran naturalism
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur dan natur itu dari tuhan. Akan tetapi bagi yang tidak percaya pada tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan hokum-hukum nya. Manusia hanyalah manusia yang lemah hanya mampu berusaha dan berencana, pada akhirnya hanya tuhan lah yang menentukan.
Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin tuhan itu ada atau tidak ada , yang bisa dijadikan landasan adalah keyakinan. Manusia adalah ciptaan tuhan, oleh karena itu manusia mengabdi kepada tuhan berdasarkan ajaran tuhan, yaitu agama.
Ajaran agama ada dua macam:
a.       Ajaran agama yang dogmatik, sjfat nya absolut, yang disampaikan oleh tuhan melalui nabi. Dan terdapat  dalam kitab suci alqur’an.
b.      Ajaran agama dari para pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia. Sifatnya relatif.

Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup, keyakinan manusia itu bermula dari tuhan, dan mengakui bahwa kebajikan itu datang nya dari tuhan yang maha Esa.

b.      Aliran intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika, manusia mengutamakan akal, dengan akal manusia berfikir, mereka menyatakan bahwa kebajikan itu diputuskan melalui akal, walaupun kadang berbenturan dengan hati nurani.
Akal berasal dari kata bahasa arab, yaitu kalbu yang berarti hati, sehingga muncullah ungkapan “hati nurani”, yang artinya daya rasa. Di barat hati nurani ini menipis, justru yang mereka kedepankan adalah akal/logika, berbeda dengan orang timur menurut akal benar belum tentu menurut hati nurani benar.
Aliran ini apabila dihubungkan dengan pandangan hidup, keyakinan manusia bermula dari akal, jadi pandangan hidup bermula dari keyakinan atau kebenaran yang diterima oleh akal. Pandangan hidup inilah yang disebut dengan “liberalisme” yaitu kebebasan akal, dimana kebebasan akal dapat menimbulkan kebebasan bertingkah laku, walaupun bertentangan dengan hati nurani.
c.       Aliran gabungan
Aliran ini gabungan dari dua aliran diatas, yaitu menggabungkan antara suara hati dan suara akal.
            Jika hati nurani dinomor duakan maka, mereka tidak lagi berfikir individu tetapi kolektif (yaitu dengan masyarakat), dan aliran ini dinamakan aliran sosialisme.
            Dan jika antara hati nurani dan akal itu berimbang, maka akan diputuskan sesuatu yang benar menurut akal dan hati nurani, paham ini d inamakan sosialisme religius.


BAB III ANALISIS

1.      Analisa penulis
Setelah kita mempelajari manusia dan pandangan hidup ini, sekirannya dapat memberikan pemahaman terhadap kami dan membuat sebuah analisa berdasarkan materi  manusia dan pandeangan hidup. 
Sesungguhnya manusia hidup didunia ini mereka memiliki jalan masing-masing berdasarkan kemauannya, terlebih mereka dalam memandang hidup itu seperti apa.
Pandangan hidup adalah sebuah konsep tentang kehidupan atau bagaimana mereka memandang hidup ini, sehingga muncullah berbagai macam paham seperti kapitalis, liberalis, dll.
Konsep pandangan hidup meliputi beberapa unsur-unsur, meliputi: cita-cita, kebajikan, usaha, dan keyakinan. Unsur-unsur tersebut merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak dapat terpisah. Cita-cita adalah apa yang diinginkan, yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai adalah kebajikan, yaitu segala hal yang baik dan bermanfaat yang membuat manusia tertib, damai, tentram, sejahtera dan bahagia.  Usaha adalah kerja keras yang dilandasi oleh keyakinan. Keyakinan diukur dengan kemampuan akal, jasmani, dan iman kepada tuhan yang maha Esa.  



BAB IV PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.
Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.
Dalam pembagiannya pandangan hidup dapat di bagi menjadi
Cita-cita
       Hal yang berkaitan dengan tujuan hidup seseorang menyangkut masa depan. Di dalamnya tersimpan sejuta harapan dan perasaan yang menggebu-gebu untuk mewujudkannya menjadi hal yang mungkin bukan mustahil.
Kebajikan
      Perbuatan dimana seseorang berbuat kebaikan kepada oranglain untuk membantunya tanpa mengharapkan pamrih.
Sikap hidup
     Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap positif ataukah negative. Apakah kita mempunyai sikap optimis atau pesimis? Apakah kita mempunyai sikap apatis?.

Yang pastinya manusia sebagai makhluq yang di beri kelebihan akal oleh Allah haruslah menggunakan akal itu dengan sebaik-baiknya. Termasuk untuk melihat masa depan dengan menyusun pendangan hidupnya.

4.2. SARAN
1. untuk lebih menyempurnakan lagi makalahnya yang telah disusun agar apabila menulis maka cantumkan sumbernya.
2. tulis dengan sistematika yang benar.


DAFTAR RUJUKAN
Prof. Abdul Kadir Mohammad, S.H., Ilmu sosial budaya dasar, Bandung: PT. Citra aditya bakti,                                                                                                                                       2005.
Dr. Supartono W., M.M., Ilmu budaya dasar, Bogor: Ghalia indonesia, 2003.
Drs. Djokowidagedho, dkk., ilmu budaya dasar, jakarta: PT. bumi aksara, 2001.
isdstai.blogspot.com. manusia dan pandangan hidup ”. http://isdstai.blogspot.com/2009/03/manusia-dan-pandangan-hidup.html. di unduh pada tanggal 11 mei 2011.
Tim penyusun kamus bahasa Indonesia, kamus bahasa Indonesia, Jakarta: pusat bahasa depdiknas, 2008.






[1] Tim penyusun kamus bahasa Indonesia, kamus bahasa Indonesia, Jakarta: pusat bahasa depdiknas, 2008, Hal. 917.
[2] Prof. A Prof. Abdul Kadir Mohammad, S.H., Ilmu sosial budaya dasar, Bandung: PT. Citra aditya bakti, 2005 Hal. 97.

[3] Dr. Supartono W., M.M., Ilmu budaya dasar, Bogor: Ghalia indonesia, 2003 Hal. 133-135.
[4] Prof. Abdul Kadir Mohammad, S.H., Ilmu sosial budaya dasar, Bandung: PT. Citra aditya bakti, 2005 Hal. 98-99.

[5] Dr. Supartono W., M.M., Ilmu budaya dasar, Bogor: Ghalia indonesia, 2003 Hal. 135-136.

[6] Dr. Supartono W., M.M., Ilmu budaya dasar, Bogor: Ghalia indonesia, 2003 Hal. 136.


[7]  isdstai.blogspot.com. manusia dan pandangan hidup ”. http://isdstai.blogspot.com/2009/03/manusia-dan-pandangan-hidup.html. di unduh pada tanggal 11 mei 2011.
[8] Dr. Supartono W., M.M., Ilmu budaya dasar, Bogor: Ghalia indonesia, 2003 Hal. 140.

[9]  Drs. Djokowidagedho, dkk., ilmu budaya dasar, jakarta: PT. bumi aksara, 2001, hal. 130-131
[10] Dr. Supartono W., M.M., Ilmu budaya dasar, Bogor: Ghalia indonesia, 2003 Hal. 142.

[11] Prof. Abdul Kadir Mohammad, S.H., Ilmu sosial budaya dasar, Bandung: PT. Citra aditya bakti, 2005 Hal. 105.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar